Pada suatu hari siang-siang hujan. Hujan itu keras tapi sebentar skali … :) Pelangi menimbul dari bawah ke atas. Dan pelangi itu sangat besar dan menerangi bumi.
Hari ini aku latihan menari yang terakhir. Besok Aku akan pentas bersama teman-teman di perkumpulan imlek orang tionghoa. Wah, betapa senangnya aku pentas, karena aku dipakaikan baju menari yang indah dan topi, juga gelang bulu-bulu.
Sejak Desember yang lalu, ini pentas ketigaku. Pentas keduaku berlangsung di hadapan para guru dan kariawan dinas pendidikan pemkot Yogya. Sebelum pentas ada kejadian yang mendebarkan.
Salah satu lampion tak ada kawatnya. Akibatnya lampion itu tak bisa mengembang. Wah, aku deg-degan, bisakah kami menari dengan baik? Kepala sekolahku sibuk mencari kawat itu. Akhirnya koster sekolah datang mengantarkan kawat lampion yang ternyata ketinggalan di sekolah. Lega rasanya setelah kami selesai menari. Aku mendengar tepuk tangan yang meriah. Tapi bagiku yang penting adalah belajar berani tampil. Kata guruku pantatku egol-egolan :) :) :)
Pada suatu hari, Ibu ke pasar bersama saya dan membeli merica. Pada suatu hari, aku meminjam merica itu dan aku bermain dengan merica. Lalu, merica itu tumpah dan tepat di mataku. Lalu, aku menangis dan Ibu menanyakan mengapa aku menangis. Lalu saya menjawab, karena saya bermain dengan merica itu dan merica itu tumpah tepat di mata saya. Lalu Ibu saya memarahi saya dan saya cuma diam-diam saja, dan Ibu saya bertanya mengapa kamu diam-diam saja. Lalu diam-diam saya menjawabnya: Karena saya menyesal. Dan Ibu saya memaafkan saya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali jam 5, saya kan sudah bangun, Ibu saya belum bangun, lalu saya diam-diam menyalakan lampu kamar kerja dan saya membuat kartu ucapan. Isinya mau tau ga? "Ibu, aku berjanji tidak akan meminjam merica itu lagi."
Dan aku mencari foto Ibuku, juga fotoku, dan aku menempelkan foto-foto itu di kartu ucapan itu dan aku menuliskan: "dari saya untuk Ibu".
Terus, aku menulis emotikon di kartu itu. Dan aku diam-diam menyiapkan sarapan untuk Ibu, Ayah, dan aku. Dan aku kembali tidur. Akhirnya aku tidak bisa tidur dan Ibuku bangun. Aduh, aku lupa menaruh kartu ucapan itu. Yang harus kulakukan hanya tinggal mengambil kartu itu dan mengasihkan itu kepada Ibu. Lalu aku mengasihkan kartu itu. Waktu aku mengasihkan kartu itu, Ibuku langsung membukanya.
Om, tante, kakak, cici, dede… ini lo foto2 waktu aku nari lampion di Perayaan Natal Guru & Karyawan Departemen Pendidikan, Pemkot Yogyakarta. Terima kasih untuk Om Wyanto yang foto aku, dan tante Ita yang “jagain” aku. Aku mau nari lagi lo tanggal 15 Februari.
Siapa sajakah penggemar Peterpan? Antara lain, anak-anak KB-B (Kelompok Bermain B, pra-SD, usia 5-6 tahun), termasuk Jessie… Suatu waktu, dia senang sekali dengan lagu Peterpan dan sering nyanyi, “Ada apa denganmuuuuu….....”
Tapi, dengan berlalunya waktu, Ariel jadi ga keren lagi. Kini ada Radja! Maka, kondanglah lagu di bibir Jessie, “Jujurlah padakuuuuu….….”
Hmm, enaknya diapain ya nih angel? Maka, lagu Radja ini ternyata bisa menjadi senjata telak menelaah hati Jessie. Jadi, kalo ditanya sesuatu dan tampak dia menjawab dengan meragukan, maka saya pun ikutan Radja, menyanyi di depannya: “Jujurlah padakuuuuu….....”
Hari rabu ini [Red: 1/2] bukan cuma hari piket aja di sekolahku, tapi juga tanteku mau datang dari Jakarta. Teman piketku di sekolah adalah marcel dan thea, tapi thea selalu saja tidak mau. Kenaapa .. ya.......
Tanteku kan nginep di Hotel Qualty. Aku harus mengantar tanteku ke butet dan mengasihtau di mana perpustakaanku. Papi mami ku kan juga punya perpustakaan. Tapi walaupun perpustakaannya papi mami ku lebih banyak banyak bukunya, tapi yang satunya bocor kalau hujan. Jangan cemberut dong, tapi malah senyum dong.....
Aku dipanggil Jessie. Arti namaku: Kiranya Tuhan yang Maha Pemurah memberkati aku dengan kebijaksanaan dan kekuatan. Aku lahir 18 Agustus 2000. Aku memulai blog ini sejak aku di TK B. Aku bercita-cita menjadi penyanyi. Hobiku berenang, menari Jawa, difoto, membaca, menulis, dan menggambar.